Yohanes 20:21-23
Mengenai ayat ini, banyak orang Kristen berpendapat, murid-murid telah menerima Roh Kudus pada saat Yesus mengembusi mereka. Pendapat ini merupakan bagian dari keyakinan yang dipegang secara luas dalam dunia Kekristenan pada hari ini – yaitu barangsiapa percaya dan menerima Tuhan Yesus dalam hatinya, telah memiliki Roh Kudus yang diam-diam tinggal di dalam dirinya. Dengan kata lain, mereka percaya bahwa semua orang Kristen sudah mempunyai Roh Kudus.
Namun ada orang-orang lain yang percaya pada baptisan Roh Kudus, tetapi berpendapat bahwa itu bukan pengalaman yang akan dialami oleh setiap orang percaya.
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang—demikian kata-Nya—"telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."
Kisah Para Rasul 1:4-5
Sebelum Ia naik ke surga dari Bukit Zaitun, Tuhan Yesus memberitahukan murid-murid-Nya bahwa mereka akan segera dibaptis dengan Roh Kudus. Dan memang benar. beberapa hari kemudian pada hari Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan dengan penuh kuasa. Murid-murid menerima Roh Kudus dan mulai
berbicara dengan bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka.
Sayangnya, banyak orang Kristen berpikir bahwa baptisan Roh Kudus, yang membuat para rasul dapat berkata-kata dengan bahasa lain, merupakan kejadian yang bersifat terbatas. Bagi
mereka, permasalahannya bukan pada apakah orang percaya menerima Roh Kudus atau tidak, namun lebih kepada apakah ia dibaptis dengan Roh Kudus. Mereka berpendapat bahwa dua hal ini merupakan pengalaman yang berbeda, dan berkata bahwa seorang percaya menerima Roh Kudus pada saat ia percaya kepada Tuhan; tetapi ia belum tentu menerima baptisan Roh Kudus dan berbahasa roh, kecuali apabila Allah memberikan karunia ini.
Pertanyaannya, apakah kepercayaan ini benar?
Jika kita membaca di dalam Alkitab, kita dapat melihat bahwa sebelum Tuhan Yesus disalibkan, Ia memberikan sebuah janji kepada murid-muridnya, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran” (Yoh. 14:16-17). Ia juga berkata, “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yoh. 16:7).
Saat kita membaca ayat-ayat ini, kita perlu menyadari bahwa ketika Yesus mengembusi murid-murid-Nya dan berkata “Terimalah Roh Kudus”, Ia belum naik ke surga. Firman-Nya menunjukkan bahwa Roh Kudus (Penolong) belum datang kepada manusia dan kata-kata-Nya dimaksudkan untuk
meyakinkan janji-Nya kepada murid-murid. Namun akan tiba waktunya janji itu akan digenapi – Roh Kudus akan dicurahkan kepada setiap murid yang percaya kepada-Nya, dan bersedia mengikuti Dia hingga akhir.
Dari Alkitab, kita dapat mengetahui bahwa Roh Kudus datang setelah Yesus terangkat ke surga. Roh Kudus turun dengan penuh kuasa pada hari Pentakosta untuk tinggal di dalam diri orang percaya (1Kor. 6:19-20) dan di dalam gereja Allah (1Kor. 3:16; 2Kor. 6:16).
Dalam kitab Kisah Para Rasul, kita melihat ketika Petrus pergi ke rumah Kornelius dan memberitakan Injil kepada seisi rumahnya, mereka semua menerima Roh Kudus, bahkan ketika Petrus masih berbicara. Petrus dan orang-orang Kristen dari bangsa Yahudi yang menyertainya “mendengar mereka berkatakata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis. 10:46).
Lalu kata Petrus, “Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” (Kis. 10:47).
Setelah itu, ketika mereka kembali ke Yerusalem, jemaat dari bangsa Yahudi berselisih dengannya karena dia berkumpul bersama-sama dengan bangsa-bangsa bukan Yahudi. Petrus menceritakan kepada mereka apa yang telah terjadi, dan berkata, “dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke
atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: ‘Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus’” (Kis. 11:15-16).
Dari peristiwa ini, kita mengetahui bahwa ketika Kornelius dan seluruh keluarganya menerima baptisan Roh Kudus, apa yang mereka alami dapat didengar – mereka berkata-kata dalam bahasa roh.
Alkitab memberitahukan kita bahwa Allah adalah Roh (Yoh. 4:24). Jadi bagaimana orang dapat sungguh-sungguh mengenal Dia? Karena Dia adalah Roh, kita menyadari bahwa kecuali Ia membuka mata kita, kita tidak dapat mengetahui perkara tentang Allah. Dari Alkitab kita mengetahui, contohnya, bahwa misteri tentang apakah keselamatan akan diberikan baik kepada orang Yahudi ataupun orang-orang bukan Yahudi melalui penyaliban Yesus tersembunyi selama berabad-abad.
Sebelum Yesus mati, tidak ada orang yang memahami perkara rohani, sehingga mereka hanya dapat menggunakan hikmat duniawi. Ini dikarenakan manusia tidak dapat mengetahui perkara-perkara Allah, kecuali apabila Ia memberitahukannya melalui Roh Kudus-Nya (1Kor. 2:6-16).
Sayangnya, beberapa orang Kristen memanfaatkan Firman Allah untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Namun seberapapun meyakinkan dan menyentuh pendapat mereka, kata-kata mereka tetaplah kata-kata manusia dan tidak dapat memungkinkan orang menyentuh kehidupan yang terdapat
di dalam Firman Allah (1Tes. 2:13; 1Yoh. 1:1-4). Apabila kita menerima Roh Kudus dan tunduk pada pimpinan-Nya, barulah kita dapat dituntun kepada seluruh kebenaran (Yoh. 16:13).
Melalui Roh Kudus, kita dapat menyelidiki hal-hal tersembunyi dari Allah; mendapatkan intisari pesan di dalam Alkitab; menafsirkan makna Alkitab; dan mengajarkan Firman Allah kepada orang lain dengan tepat, untuk memberikan kesempatan kehidupan rohani kepada mereka.
No comments:
Post a Comment